Asal mula Sejarah Lancang Kuning

  Sejarah Lancang Kuning



Awal Mula Lancang Kuning Menurut versi dari nara sumber yang berzuriat dari Tengku Takziyah. Berawal dari pelarian Dua putra Sultan maka sampailah mereka di sebuah pulau.

Sesampai dipulau tersebut dan membuka wilayah baru , maka berkeinginanlah dua beradik tersebut hendak membuat sebuah lancang ( perahu ) . Maka dicarikan terlebih dahulu bahan kayu untuk dijadikan perahu.

Didapatkan pohon yang dimana batang kayu tersebut berwarna kuning dimana pohon tersebut disebut dengan pohon keledang,dan hanya ada pada pulau tersebut pohon itu ada. Selanjutnya dibangunlah perahu yang dihajatkan oleh Kedua Putra Sultan . 

Setelah beberapa waktu jadilah sebuah perahu yang berwarna kuning karena bahannya berasal dari pohon kayu keledang yang kayunya sudah semula jadi berwarna kuning serta dihiasi dengan layar yang berwarna kuning pula sebagai lambang kebesaran kesultanan atau bangsawan melayu. Dan pulau dimana tempat dibuatnya perahu lancang kuning selanjutnya diberi nama Pulau Galang. Karena tempat galangan lancang kuning dibangun.

Sampailah waktunya untuk perahu lancang kuning hendak diturunkan kelaut untuk pertama kalinya. Ternyata untuk menurunkan perahu tersebut haruslah ada korban.

Dimana diisyaratkan untuk turun lancang kuning haruslah dengan 7 ( tujuh ) perempuan hamil sulung dijadikan sebagai galang untuk perahu turun kelaut.

Maka didapatkanlah ketujuh perempuan hamil sulung dan dibaringkan didepan haluan perahu untuk dijadikan galang. 

Maka meluncurkan Lancang kuning dengan bergalangkan ketujuh perempuan tersebut. Dengan Kuasa dan Kehendak Allah saat meluncurnya lancang kuning satu persatu setiap perempuan -perempuan tersebut melahirkan anak -anak mereka.

Dan dengan Kuasa dan Kehendak Allah pulalah ketujuh perempuan hamil sulung satu persatu melahirkan anaknya dan langsung ghaib ( hilang ) dan disebutkan atas mereka itu Galang Ghaib, Selanjutnya para anak mereka yang berjumlah 7 orang dimana 6 lelaki dan yang terakhir adalah seorang perempuan.

Dan diambil serta dipeliharalah mereka bertujuh oleh kedua Putra Sultan,yang selanjutnya ketujuh anak tersebut diberi dan bergelar Tujuh Panglima Galang. Selanjutnya mereka bertujuh menjadi panglima - panglima dari Tengku Takliyah dan Tengku Takziyah. 

Komentar