Asal mula Sejarah Kabupaten Bengkalis

Sejarah Kabupaten Bengkalis



    Berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1956 (Lembaran Negara Nomor 25 Tahun 1956), Kabupaten Bengkalis dengan ibukotanya Bengkalis dipimpin oleh seorang Bupati Kepala Daerah Tingkat II. Kabupaten Bengkalis merupakan wilayah kabupaten yang terluas nomor satu di Provinsi Riau.

    Provinsi Riau itu sendiri termasuk salah satu provinsi paling kaya di Indonesia. Kekayaannya meliputi hasil pertambangan minyak bumi, batu bara, hutan, hasil-hasil perkebunan seperti kelapa sawit, karet, hasil-hasil laut serta sungai, dan sebagainya. Sedangkan sumbangan Propinsi Riau ke pusat setiap tahunnya hampir mencapai jumlah 59,6 triyun (Salamm, Alfitra, 2001;13).

    Provinsi Riau menjadi salah satu provinsi andalan untuk pemasukan kas negara. Salah satunya, untuk minyak saja Riau menyumbang sekitar 50% produksi nasional. Bahkan, Riau termasuk tiga propinsi terkaya di Indonesia dengan pendapatan 3,7 trilyun, di bawah Jawa Barat (5,2 trilyun), dan Jatim (4,3 trilyun) (Tempo, 9 April 2000).

Kepulauan Bengkalis merupakan kabupaten dengan julukan negeri junjungan atau kota terubuk. Banyak ragam budaya bisa Anda jumpai disana, dan masyarakatnya pun tergolong banyak dan terdiri dari etnis Melayu, Tionghoa, Jawa, Batak, Minang dengan mayoritas penduduknya adalah Melayu.

Asal mula terbentuknya nama Bengkalis berawal dari kedatangan Tuan Bujang alias Raja Kecil bergelar Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah beserta pembantu dan pengikutnya pada tahun 1722 di kepulauan Bengkalis.

 Diambil dari kata Mengkal yang berarti sedih atau sebak dan Kalis yang berarti tabah, sabar dan tahan ujian. Raja Kecil mengungkapkan kepada pembantu dan pengikutnya "Mengkal rasanya hati ini karena tidak diakui sebagai Sultan yang memerintah negeri, namun tidak mengapalah, kita masih kalis dalam menerima keadaan ini" ketika ingin merebut tahta kerajaan Johor.

Sehingga menjadi buah bicara penduduk bahwa baginda sedang Mengkal tapi masih Kalis, akhirnya ucapan itu menjadi perkataan "oh baginda sedang Mengkalis". Dari sinilah timbul perkataan Mengkalis dan lama kelamaan perkataan ini berubah menjadi "Bengkalis".

Adapun kedatangan Raja Kecil beserta pembantu dan pengikutnya disambut oleh Batin Senggoro, Batin Merbau, Batin Selat Tebing Tinggi dll. Raja Kecil adalah pewaris Raja Johor, sehingga membuat batin-batin tersebut lebih hormat dan mereka mengusulkan agar Raja Kecil membangunkan kerajaannya di pulau Bengkalis.

Namun melalui musyawarah beliau dengan Datuk Laksemana Bukit Batu, Datuk Pesisir, Datuk Tanah Datar, Datuk Lima Puluh, Datuk Kampar dan Para Batin disepakati bahwa pusat kerajaan di dirikan didekat Sabak Aur yakni di Sungai Buatan salah satu anak Sungai Siak. Sehingga pada tahun 1723 dibangunlah pusat kerajaan dan berkembang menjadi Kerajaan Siak Sri Indrapura.

Catatan sejarah menunjukkan bahwa Bengkalis pernah menjadi basis awal kerajaan Siak dan di bengkalis pulalah wawasan mendirikan kerajaan Siak dimufakati. Jauh sebelum kedatangan Raja Kecil, Bengkalis telah menunjukkan peran penting dalam arus lalu lintas niaga di Selat Melaka, terutama sebagai tempat persinggahan saudagar yang keluar masuk Sungai Siak.

Komentar

Posting Komentar